Sabtu, 7 Juni 2014
Sorry, selama ini aku udah jarang nge-blog. Karena udah lama banget nggak nge-blog
jadinya udah banyak debu serta laba-laba yang ngebuat sarangnya disini. Oke,
aku bukannya murtad dari dunia blog sodara-sodara. Biar aku jelasin ya.
*duduk rapi sambil ngerapiin
kerah baju*
Ekhem! Jadi gini, setiap Mahasiswa semester 4 dan 5 dikampus
aku harus mengikuti yang namanya kegiatan magang ke perusahaan-perusahaan
selama kurang lebih 6 bulan lamanya. Itu udah menjadi program rutin dikampus.
Dan kebetulan aku kenaknya di semester 4. Aku
berserta teman aku Ahmad Rusdi terpilih untuk magang diperusahaan GMI (German-Malaysian Institute) di Malaysia. Tepatnya pada tanggal 1 Juni
2014 aku dan ahmad harus sudah berada disana.
Sebelum kesana ada beberapa persyaratan yang harus diselesaikan seperti
membuat CV, paspor, visa, surat Pengantar dari Kampus, surat nikah, surat tanah dan lain-lain. Ribet
emang urusannya kalo mau belajar diluar negeri. Jadi kami harus sesegera
mungkin menyelesaikan persyaratannya satu per-satu. Dimulai dari membuat CV, paspor,
hingga membuat visa. Nah, untuk yang terakhir agak rumit karena kami harus
terbang ke Jakarta dulu untuk pengambilan visa pelajarnya serta mengambil surat
izin belajar keluar negeri di kedutaan besar Malaysia di Jakarta. Lebih
tepatnya di jalan H.R. Rasuna Said, KAV. X/6, Kuningan, Jakarta Selatan.
Kenapa mesti ke Jakarta Kal? Kan di Medan ada juga kedutaan
besar Malaysia?
“Auk deh gelap! Coba tanya aja ke pengajaran. Atau tanya aja
sama rumput yang bergoyang. Aku cuma
nurutin apa yang disuruh.” nada bete maksimal.
Tanpa terasa satu per-satu persyaratan yang diminta pun
sukses kami lalui bersama termasuk pembuatan CV serta paspor. Tiba saatnya
untuk pengambilan visa dijakarta.
JREEENNGGG…
Tepat pada hari selasa tanggal 27 mei 2014, aku dan ahmad
nginjakin tanah jakarta. Dengan menggunakan pesawat Lion Air kami tiba di ibu kos
kota. Disana kami udah ditunggu sama saudaranya ahmad namanya Cek Lot. Jangan
nanya nama aslinya karena aku nggak tau lupa. Cek Lot ini mempunyai ciri
khas tersendiri. Yaitu mempunyai kumis yang lebat bahkan mengalahkan rambunya
sendiri yang botak. Sangking lebatnya, tuh kumis nyaris aja menutupi bibirnya
yang… seksi.
Oke Kal, fokuss..fokuss…
Selama dijakarta, kami menginap di rumahnya Cek Husaini. Cek
Husaini ini merupakan ponakan dari Cek Lot tadi. Rumahnya di bukit mentari.
Kalo dari kota ke rumahnya nggak lama kok paling sekitaran 2 jam. Kalo macet
bisa sampai 7 Jam. Nggak lama kan? Hehe..
KOTA – LEBAK BULUS –
CIPUTAT –PAMULANG – VILA DAGO – BUKIT MENTARI = 2 JAM
KOTA – MACET – MACET
– LEBAK BULUS - MACET - LAMPU MERAH – MACET – CIPUTAT – PAMULANG – MACET –VILA
DAGO – MACET – BUKIT MENTARI = 7 JAM
Di rumah cek husaini juga dihuni oleh bunda (istrinya),
serta kedua anaknya yaitu Sidik dan Aziz. Aziz disini nggak gagap ya. Anak-anak
cek husaini masih kecil-kecil. Si Aziz abangnya masih duduk di bangku SD kelas
2, sedangkan Sidik mau masuk TK tahun ini. Selama dijakarta, kami menginap
dirumah mereka.
Hari rabu, tanggal 28 mei 2014 aku, ahmad, serta cek lot
pergi ke kedubes Malaysia yang berada di kuningan. Kenapa cek lot ikut? Karena
dialah panduan kami untuk bisa sampai disana. Cuma dia yang udah mengerti
daerah Jakarta. Untuk menuju kesana kami menggunakan angkutan umum. Setelah
kelar mengisi berkas-berkas untuk membuat visa, kami pun diajak cek lot untuk
mengenal lebih dekat kota Jakarta. Hampir semua jenis angkutan
umum telah aku cicipin. Termasuk busway, bajaj, hingga kopaja. Semuanya
memiliki kesan tersendiri.
Bis Kopaja yang aku naikkin misalnya. Bis ini
kondisinya sangat memprihatinkan, udah tua tinggal tunggu rontok aja. Pokoknya
sukses membuat pendek umur jantung penumpang.
Selain itu juga banyak pengamen yang masuk ke kopaja yang kami tumpangi.
Yang paling aku ingat adalah saat dimana ada salah satu pengamen wanita mencoba
menghibur kami dengan wajah yang datar serta menyanyi dengan hanya dibantu oleh
tepukan tangan. Sebelum menyanyi dia punya beberapa mukadimah pembuka dulu.
Kurang lebih seperti ini:
“Sesama wanita pasti mengerti bunda yaa…
Ini demi untuk membeli susu anak bunda yaa..
Uang seribu tidak akan membuat anda miskin bundaa..
Dibalik kerapian baju bunda yaa..
Bantulah saya dengan memberi uang seikhlasnya bundaa..”
Kata-kata itu diulang-ulang sampai tiga kali. Kalo di dalam dunia
persepak bolaan udah hattrick. Cakep!. Setelah itu barulah dia nyanyi dengan
diawali tepuk tangannya terlebih dulu sebagai intronya. Dia nyanyi dengan suara
yang dimerdu-merduin. Susasana mendadak melankolis.
Lain halnya dengan busway. Bis ini lumayan dari pada kopaja
selain tidak ada pengamen, bis ini juga udah dilengkapi oleh AC. Untuk bisa
naik busway kita mesti beli tiket terlebih dahulu setelah itu baru bisa naik.
Didalam busway hanya disediakan sedikit tempat duduk. Yang nggak kebagian
tempat duduk harus rela berdiri sambil memegang tempat pegangan yang udah
dibuat agar tidak jatuh. Berbagai macam
aroma keringat ketek udah aku rasain didalam busway ini. Dan ternyata harus
bisa menahan puluhan aroma ketek dengan keadaan muka tetap ganteng itu rasanya…
sulit.
Pingin rasanya setiap 5 menit sekali nyemprotin baygon aroma terapi tepat ke
dalam lubang hidung aku yang udah mulai keluar darah akibat terkena zat asam keringat.
Selama kami mutar-mutar daerah Jakarta, aku bisa nemuin hal
unik lainnya dari seorang cek lot. Menurut hasil pengamatan aku, cek lot ini
punya hobi khusus yaitu suka minum. Hampir setiap 20 sekali dia mampir ke kedai
atau penjual minuman-minuman yang ada dipinggir jalan cuma untuk buat beli
minuman. Aku kesal dengan hobi baru dia ini. Tapi belakangan ini aku baru tau
kalo dia mengidap penyakit diabetes serta cepat lelah aka dari itu dia nggak
bisa jauh dari minuman. Aku nyesal karena sempat jengkel dengan hobi nya yang
baru itu. Maaf kan aku cek lot.
Yang kiri aku, kalo kanan itu Ahmad
Nah! yang disebelah kanan aku namanya cek lot
Selama di Jakarta, hal yang paling sering aku
liat adalah “Macet-Jaket-Masker”. Selain macet, orang-orang disini juga sering
kali menggunakan jaket serta masker. Aku sempat bingung buat apa kedua benda
itu. Tapi setelah mikir keras akhirnya aku nemuin jawabannya. Jaket itu
buat ngelindungi kulit dari panas matahari karena disana kalo siang hari emang
panas. Kalo masker buat ngelindungi paru-paru dari zat asam yang ditimbulkan
dari ketek. So, kalo mereka mau naik busway aman. Hhehe..
Sabtu, tanggal 31 Mei 2014 akhirnya kami berangkat ke
Malaysia setelah berhasil mendapatkan visa tentunya. Sekitar pukul 2 siang
akhirnya kami sampai juga dinegara Lee Chong Wei. Negara yang selalu bisa aku
kunjungin lewat monopoli, sekarang benaran nginjak tanahnya langsung. Thanks
GOD, salah satu dream note aku akhirnya bisa terkabulkan!. Dan hal yang pertama
kali bisa kami lakukan ketika sampai di Malaysia adalah… sesat di bandara.
Segitu dulu ya ceritanya. Jari-jari aku udah pegel-pegel serta nyaris keluar urat farises. Mungkin kalian punya pengalaman unik tersendiri
tentang daerah atau negara orang? Bisa kok diceritain di komen box biar yang
lain bisa baca juga. Ohya aku lupa satu lagi! Jangan ada yang nitip oleh-oleh
ya. Hahaha…
Kumis Cek Lot nya ganteng... titip gunting ya kal buat Ceklot :D
BalasHapusBoleh kok, asal jangan kasih gunting kuku aja :p
HapusEyaaak, sukses utk urusannya di Malaysia atau di Kedutaan Malaysia sana, kak!
BalasHapusBtw, aku kira Cek Lot itu saudaraan dengan Tanah Lot. *eh.
Aminn. Bukan..bukan..!! Tanah lot beda lagi.. *Pasang muka panik*
Hapuswuiiihhhh...
BalasHapuskereeeenn banget anak poltek bisa magang k malaysia...heheeeeeee
Selamaaattt ^^
Hehe.. Makasih ya :D
Hapus